
Kusebut kau embun
Karena pesonamu sejuk melaun
Bagai melodi merdu mengalun
Tentangmu…rindu bertalu dalam lamun
Mencipta kata nan syahdu pada bait terlantun
Hingga bibir merapal mantra menguntai selarik pantun
Begitu ingin kudekap embun
Menawannya dalam cangkang sekat gulana
Ingin kujadikan perona pagiku
Tanpa lirikan desah angin
Tanpa deburan ombak dingin
Aku justru tertawan ego dalam bilik sunyi
Melukis rona kelam dalam sketsa wajah muram
Kini tinta kehidupan telah menorehkan tetesan akhir
Pada kisah buram dalam lembaran nyata
Ia menghantam gejolak rasa, memburai derap mimpi
Sadarkan aku bahwa cerita telah terurai pasti
Pagi tetaplah tersentuh embun
Tapi pagi tak lagi milikku
Karena embun tak lagi merayu
0 komentar:
Posting Komentar