Melodi gitar mengalun lirih
Syair pilu hentakkan sepi
Dari petikan jemari lunglai
Seorang pemuda termangu hampa menepi
Pancaran wajahnya guratkan pedih
Butir-butir bening menetes perih
Dari sudut mata lekat melukis lusuh
Teringat sang kekasih telah menjemput takdir pasrah
Tinggalkan luka menggamit gundah
Juga jejak kenangan di musim basah
Cinta memang tak dimengerti
Kadang menjelma kilau cahaya
Kadang bagai malam menggelayut gelap
Kini sang pemuda rapuh terisap kangen
Merengkuh sayap patah dalam genggaman
Kata-kata tak lagi mampu berucap
Hanya desau angin tebarkan penat bertaut
Lewat bibir kelu sang pemuda berbisik:
“di sela kangen menggugat sepi meraja
Ingin kurajut kata deraikan sesalku
Ingin kukatakan, saat cinta masih lena dalam rengkuh kita
Itu adalah masa penuh debaran, aku terpana pada pesona nirwana di matamu
Kini cinta itu telah lepas, segala damba pun redup termangu
Kau tak lagi takluk dalam rinduku
Meski kini ku merana dalam kesendirian
Sebait doa akan tetap kusematkan padamu
Semoga bahagia terlukis selalu pada gurat parasmu”
0 komentar:
Posting Komentar