Selasa, 14 Juni 2011

"Sang Jejaka"


Melodi gitar mengalun lirih

Syair pilu hentakkan sepi

Dari petikan jemari lunglai

Seorang pemuda termangu hampa menepi

Pancaran wajahnya guratkan pedih


Butir-butir bening menetes perih

Dari sudut mata lekat melukis lusuh

Teringat sang kekasih telah menjemput takdir pasrah

Tinggalkan luka menggamit gundah

Juga jejak kenangan di musim basah


Cinta memang tak dimengerti

Kadang menjelma kilau cahaya

Kadang bagai malam menggelayut gelap

Kini sang pemuda rapuh terisap kangen

Merengkuh sayap patah dalam genggaman

Kata-kata tak lagi mampu berucap

Hanya desau angin tebarkan penat bertaut


Lewat bibir kelu sang pemuda berbisik:

“di sela kangen menggugat sepi meraja

Ingin kurajut kata deraikan sesalku

Ingin kukatakan, saat cinta masih lena dalam rengkuh kita

Itu adalah masa penuh debaran, aku terpana pada pesona nirwana di matamu

Kini cinta itu telah lepas, segala damba pun redup termangu

Kau tak lagi takluk dalam rinduku

Meski kini ku merana dalam kesendirian

Sebait doa akan tetap kusematkan padamu

Semoga bahagia terlukis selalu pada gurat parasmu”

0 komentar:

Posting Komentar