
……………………………………..
Berbilang satu,pertanda stop,akhir, mungkin juga cukup ataukah hentikan!
Stop! Jangan menjamah rasaku lagi
Akhiri desakan jerat mengikat hasrat
Cukup sudah menggelepar, mengejar rindu, menyudut kelam
Hentikan kata menerkam dada, meski diammu menikam jiwa
Berbilang lebih, bagai misteri sulit diterka
Melintas mendung di balik kemarau
Meredam panas di balik hujan
Aku keliru, atau kau yang menutupnya terlalu rapat tak ingin tersentuh?
Ah misteri….bagai titik-titik
,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,,
Melambang harapan juga inginku
Bagai kata berucap: “Tunggu dulu, belum berakhir!”
Akupun tak ingin terbangkan harap kawan,
Tapi masihkah Ia tersentuh angin, tergapai ingin?
Ku tatap langit, makin kosong
Ku tatap hamparan bumi, makin hampa
Ku tatap laut, ombak makin menjauh
Kian kucoba, kian ku tak mampu
??????????????????
Masihkah?Bilakah?Benarkah?Sungguh?, entahlah….!
Seribu tanya tak mesti seribu jawab
Tapi satu tanya bisa beribu jawab
Bila kuingat tanjakan yang pernah kita langkahi
Haruskah gerimis menghapus jejak?
Bila kukenang canda terjalin jenaka
Haruskah duka mencabik ingatan?
Bila kurangkum cerita yang lalu
Masihkah kau peduli masa itu?
:::::::::::::::::::::::::::::::
Biarkan diam menjawab tanya
Agar luka tak memilih hati
Mungkin segalanya harus berjalan seperti ini
Agar dewasa lekat tepat di lintasan waktu
(.) (,) (?) (:)…..menjelma bagai simbol kehidupan
Berbilang makna, beragam tafsir, menghamba hasratmu
Maka maknailah dari perspektifmu……!
0 komentar:
Posting Komentar