Rabu, 27 Oktober 2010

...............


aku tak mampu menulis lagi
bukan karena jemariku kaku tak bernyawa
atau tintaku kering tak berwarna
bukan...bukan karena itu
tapi karena tak ada kata lagi yang mampu
melukiskan perasaanku saat ini

aku tenggelam....senyap...lalu hilang!

Rabu, 20 Oktober 2010

Toloooong!!!!


Aku terlalu jauh masuk menerobos belantara rasa meski remang
sehingga lupa jalan pulang
tersesat di keheningan malam yang pekat, lengang
kucoba lagi menoleh ke belakang
namun yang kulihat tetaplah lembah sunyi tanpa sekat, tanpa ruang
dag...dig...dug....jantungku terus berdetak kencang
kini aku mulai panik, linglung juga bingung serasa terbuang
jangan-jangan sebentar lagi aku terjatuh di jalan berlubang

Tolooooong......!!!!.....

Sabtu, 16 Oktober 2010

About Woman.....


The Woman restless on the corner
Silent with questiones without answer
Alone in the jungle, imaginer
Sad sound played from the guitar of her

The Woman restless on the corner
Wind flows like grain heart
Missing the happines that have felt
Bilnd her eyes to find assist
Looking for the moon in the edge of sky, just act!

The Woman restless on the corner
Walk in the dark night
Reaching dreams on the sky, light!
Take the stars, tight
Then, wait with her last fight

Rabu, 13 Oktober 2010

Forgive Me!


I feel so blame

When I remember, my love “Rome”

The restless makes alone come

Like a woman freeze in the middle of dume

Weak, without friend, without name


Loving you take my heart from freedom

Prison me with all your kingdom

Don’t hold me again, you give the boredom

And blowing happiness, random!


Let live with the fate, don’t be broken

Strenght will create some golden

Coz we try to destroy the sadden

Until we sure the pain have taken


MAAF KU

Aku merasa begitu bersalah

Bila mengenang “Rome” cintaku

Kesunyian tercipta karena gelisah

Laksana sang perempuan di tengah kubah, kaku!

Tanpa kawan tanpa nama, rapuh!


Mencintaimu membuat hatiku tertawan

Terpenjara oleh segala daya kekuatan

Jangan menahanku lagi, kau cipta rasa bosan

Menerbangkan kebahagiaan, serampangan!


Biarkan kita hidup seiring takdir, jangan merusak!

Kekuatan membuahkan pundi-pundi emas

Bila kita berusaha meluluh lantahkan sedih yang sesak

Hingga kita yakin luka telah terhempas

Sabtu, 09 Oktober 2010

Tentang Perempuan II



Perempuan di sudut gelisah
Meluruh luka pada tanya yang terjawab
Melebur pilu pada remang sunyi
Berkabut bisu dalam keheningan malam

Denting gitarnya diam tenggelam….kalut!


Perempuan di sudut gelisah

Hatinya gaduh ingin menyeduh

Sinar bulan yang semakin redup merengkuh

Tubuhnya tersungkur lunglai melepuh

Tersengat pada kata-kata yang melukai luka


Perempuan di sudut gelisah

Menitip perih pada angin,
Berbisik:
“Terbangkan kesahku bersama sayap yang terkibas”
Merayu sendu pada cahaya langit,
Berbisik”
“Sinarkan lorong gelapku bersama kelap-kelip bintang”
Menyapa harap pada debur ombak pantai,
Berbisik:
“Serpihkan lukaku bersama gemuruh ombak menghempas karang”

Perempuan di sudut gelisah

Semakin tersudut…..

Semakin Gelisah…
Dan semakin………

AKU SEORANG SANGUINIS


Aku mengenal kata ini ketika membaca sebuah buku yang berjudul “personality plus” yang aku beli saat masih berbaju putih abu di Ciamis Jawa Barat, buku yang sangat menarik dan masih kusimpan hingga saat ini. I was so exicted when I read it….mungkin karena sejak dulu aku menyukai buku-buku psikologi, tapi yang paling tepat karena setelah membacanya aku jadi mengenal diriku sendiri, di kelompok kepribadian mana aku berada, sehinggal ku kenal lah kata itu “SANGUINIS”


"Mereka ini cenderung ingin populer, ingin disenangi oleh orang lain. Hidupnya penuh dengan bunga warna-warni. Mereka senang sekali bicara tanpa bisa dihentikan. Gejolak emosinya bergelombang dan transparan. Pada suatu saat ia berteriak kegirangan, dan beberapa saat kemudian ia bisa jadi menangis tersedu-sedu. Namun orang-orang sanguinis ini sedikit agak pelupa, sulit berkonsentrasi, cenderung berpikir `pendek’, dan hidupnya serba tak beratur. Jika suatu kali anda lihat meja kerja pegawai anda cenderung berantakan, agaknya bisa jadi ia sanguinis. Kemungkinan besar ia pun kurang mampu berdisiplin dengan waktu, sering lupa pada janji apalagi bikin planning/rencana. Namun kalau disuruh melakukan sesuatu, ia akan dengan cepat mengiyakannya dan terlihat sepertinya betul-betul hal itu akan ia lakukan." Itulah sedikit penggalan deskripsi mengenai kepribadian sanguinis dan akupun mulai berpikir dan mencocokkan deskripsi itu dengan kepribadianku dan….mmhhhh…..rasanya aku bangeeettt…hehehe!


Pada dasarnya setiap orang mempunyai sifat sanguinis dalam dirinya, tapi memang ada orang yang hampir seluruh sudut kepribadiannya didominasi oleh sifat sanguinis, tapi kepribadian sanguinis pun bertingkat-tingkat ada yang sempurna sanguinis, artinya orang yang seperti ini ekstrim alias garis keras sanguinis….dan aku punya kawan seperti ini. Ada juga yang campuran artinya, meski dia dominan sanguinis tapi dia juga punya jenis kepribadian lain yang menonjol sebut saja dia agak melankolis juga, koleris atau phlegmatis, dan aku merasa berada di garis ini, dominan sanguinis tapi rada melankolis (hahaaha….kalau adikku yang super iseng itu membaca tukisan ini dia akan ngakak dan meledekku), aku memang sanguinis, tapi rasanya tidak semua sifat yang dijelaskan di dalam buku itu ada pada diriku, tapi dominan cocok. Contohnya saja sifat suka bicara,antusias, ekspresif, ingin populer dan disenangi banyak orang memang ada pada diriku, tarolah saat bersama dengan kawan-kawanku aku cenderung memonopoli pembicaraan, tapi kalau ga ada aku suasana jadi ga rame dan biasanya mereka selalu menantikan kehadiranku…wkwkwkwwk, narsis Mode On….dilarang muntah atau mual-mual bagi yang membaca…hahaha. Polos dan lugu, sering merasa tidak bersalah, pelupa, kreatif dan inovatif serta tidak teratur ketika bekerja, rasanya tidak begitu juga, karena aku paling kuat menghapalkan nama orang, aku jarang melupakan orang yang pernah aku kenal. Kalau lupa kunci dimana kusimpan sih sering…hehehe, apa itu maksudnya, aku juga termasuk orang yang serius dan tertib ketika bekerja, dan aku justru sering merasa diri melakukan kesalahan, tapi entahlah dengan penilaian orang lain, terlepas dari semua itu tetap saja aku seorang sanguinis….xixixxi


Kepribadian sanguinis sesungguhnya kepribadian yang sangat menyenangkan sekaligus menyebalkan seperti dua sisi mata uang, mereka cenderung dirindukan, disukai dan bahkan dikagumi itu karena mereka sanggup memeriahkan suasana, selalu menjadi pendengar yang baik bagi kawan-kawannya, tidak suka memndam masalah dan selalu memaafkan meski disakiti sekalipun, sanguinis memang akan menangis sejadi-jadinya bila punya masalah atau sedang sedih, tapi pada waktu yang bersamaan mereka bisa tertawa sekeras-kerasnya karena lelucon atau cerita humor, itu karena mereka sangat ekspresif. Mereka juga mempunyai hati yang tulus, jarang menyembunyikan sesuatu, ramah dan antusias, so,,,kalau kamu punya cerita yang heboh menurut kamu, maka carilah orang sanguinis, kau akan merasa puas, senang karena mereka akan mendengarkanmu dan merespon ceritamu dengan sangat baik, aku sarankan jangan cari orang melankolis, karena kemungkinan besar mereka akan cuek dan aneh melihatmu…hehehe, yang melankolis jgn marah yah! Sanguinis Menggemari lagu-lagu yang beraransement ramai seperti layaknya lagu-lagu jazz, hip hop, disco, rock and roll, dan sejenisnya. Biasanya lagu yang dia suka tentang percintaan, lagu-lagu gembira, tentang keceriaan, lagu tentang kesuksesan, dan sejenisnya, karena itu kalian akan selalu merasa semangat dan bergairah bila dekat dengan sanguinis, bila kau bersedih temuilah sanguinis dan kau akan melupakan kesedihanmu…masa seehhhh…hahahaha, coba aja!


Sanguinis tidak cepat tersinggung dan juga tidak mendendam, tapi hati-hati, sekali ia tersinggung dan terluka, dia akan memperlihatkan kemarahannya, berteriak kesal atau bahkan memaki, itu karena mereka tidak pintar menyembunyikan emosinya dan tidak suka memendam kemarahan dalam hatinya. Sangunis juga cenderung egois karena mereka selalu merasa kalau merekalah penguasa tunggal apalagi kalau sedang berbicara, mereka sangat senang pujian dan menjadi populer, meski memang mereka memang berpotensi populer….bawaan gitu lho…hehehe, mereka suka menyela, sehingga orang yang ada disekitarnya akan merasa tidak dihargai. Bila seorang sanguinis tidak mengontrol sifatnya ini, maka kemungkinan besar dia akan ditinggalkan sekelilingnya, jangan sampai karena sanguini ga akan bertahan dalam kesendirian, lain hal nya dengan melankolis mereka cenderung senang bila ditinggalkan. Bila kau membuat janji pada sanguinis, seringlah mengingatkan mereka, karena hari ini mereka bilang iya, beberapa hari selanjutnya mereka kadang lupa, itu karena sanguinis seorang yang populer sehingga mereka bingung dan lupa pada orang dan janjinya…hahaha, membela diri nih!


Pertemuan kepribadian antara sanguinis dan melankolis baik itu dalam persahabatan, pacaran atau Perkawinan, disebut sebagai pertemuan kepribadian yang alami, karena diyakini dapat saling melengkapi kelemahan pasangannya. Hal ini beralasan karena bila melihat karakter seorang melankolis, memang berbalik arah dengan sanguinis, yang satu suka bicara, yang lainnya senang diam, satunya suka populer dan lainnya senang menyendiri, yang satu tidak teratur asal-asalan dan lainnnya sangat teratur dan beberapa sifat lainnya, sangat bertolak belakang memang tapi justru melengkapi, karena kebayang kalau sama-sama sanguinis, bisa-bisa tengkar terus karena tidak ada yang mau ngalah, kalau sama-sama melankolis bisa-bisa senyap dan diam-diaman terus…hehehee, seorang sanguinis akan merasa dirinya sangat berarti dan dibutuhkan oleh melankolis, tapi rumitnya, karena melankolis suka cemburu bila sanguinis disukai banyak orang karena populer, so sanguinis cam kan itu! Sementara pertemuan kperibadian antara Sanguinis dan Plegmatis, disebut sebagai pasangan yang se-tipe karena masing-masing saling menguatkan. Pleghmatis sabar, tak mau cari masalah dan suka mengalah, sehingga menguatkan sanguinis karena dia akan populer tanpa saingan, dia akan merasa sangat didukung, dihargai dan cocok, lebih aman, mungkin jarang ada pertengkaran, karena itulah dianggap saling menguatkan.


Setelah menelusuri kepribadian sanguinis, aku merasa bangga dan bersyukur dilahirkan dengan kepribadian seperti ini, tapi aku juga harus mengontrol sifat-sifatku, karena sangunis bisa membuatku populer dan disukai tapi sekaligus bisa membuatku ditinggalkan orang lain. Sesungguhnya kepribadian yang kita punyai adalah anugerah dari Allah, yang harus kita pergunakan sebaik-baiknya di jalan yang benar dan diridhoi oleh-Nya, potensi baik dan buruk ada pada setiap manusia, tinggal kita saja yang memilih mau mengembangkan yang baik atau yang buruknya.


karena itu “wahai sang sanguinis, mari kita ciptakan binar-binar keceriaan dihati semua orang dengan keramahan ucapmu, ketulusan hatimu dan pesona tawamu, karena kau dan aku adalah sanguinis”

Jumat, 08 Oktober 2010

Aku Hanya Ingin Ikhlas….



Aku hanya ingin ikhlas….

Seperti matahari yang melepaskan sinarnya pada bumi
Kadang terang,berkilau atau bahkan terik
Tak peduli sang penikmat memuji atau memakinya,
Matahari akan tetap bertahta di singgasananya
Menjalankan titah Sang Maha Kuasa dengan selarik senyum di bibirnya

Seperti lilin yang membagi cahayanya pada gelap malam
Berkilau, hangat, meneduhkan meluruhkan pekat kegelapan
Meski harus mengorbankan dirinya, tak menjadi kesahnya
Lilin akan terus menerangi hingga sampai pada titik akhirnya
Memainkan peran yang dilakoninya dalam kehidupan bani Adam

Telah kuhanyutkan luka pada sungai kecil yang mengalir disudut mataku,
Telah kukabarkan lewat angin semilir tentang segala curahan hati,
Telah kuhempaskan kesah disetiap jengkal sajadah dalam tahajud dan sujud panjangku
Dan berharap keikhlasan itu akan jadi pelipu laraku


Kamis, 07 Oktober 2010

Story About "GITA"



Sebut saja namanya gita, aku mengenalnya dua tahun lalu saat dia bersekolah di SMA tempatku bertugas sebagai guru. Wajahnya manis perawakannya kecil dan sangat lincah baik dalam bergaul juga ketika berbicara. Pertama kali bertemu dengannya saat aku masuk ke kelas X dan memperkenalkan diriku sebagai wali kelas, dia memang langsung menarik perhatianku karena mulutnya tak mau berhenti bicara, setiap aku bicara dia selalu menimpali dengan gaya centilnya yang khas, awalnya aku merasa biasa saja tapi lama-lama aku tak tahan juga, karena itu aku memintanya agar tidak terlalu banyak bicara, dengan cara yang halus aku menegur “Gita, kalau kamu yang ngomong terus, kapan dong temanmu yang lain dapat giliran ngomong?”, dia pun menurut, tapi tak lama kemudian dia mulai bersuara lagi, akupun mengalah dan membiarkannya hingga waktu berakhir.


Sebulan telah berlalu, proses pembelajaran mulai berjalan dengan teratur, sebagai wali kelas akupun senantiasa mengontrol kegiatan anak waliku utamanya kedisiplinan mereka ketika belajar dan bersikap. Seiring perjalanan waktu aku mulai mendapatkan laporan tentang Gita dari beberapa guru yang pernah mengajar di kelasku, apalagi kalau bukan karena cerewetnya yang tidak bisa berhenti, bahkan seorang guru pernah marah dan meninggalkan kelas, mungkin karena dia menganggap Gita tak mau mendengar dan membantah. Untuk pertama kalinya aku memanggil Gita ke kantor dan menasehatinya agar mengontrol sikapnya ketika belajar, dia pun mengiyakan masih dengan gayanya yang centil. Gita mulai berubah tapi ternyata belum sepenuhnya, dia memang mulai tidak banyak bicara, tapi dengan memilih-milih guru, kalau aku yang ngajar atau gurunya agak galak dia bersikap manis, tapi kalau gurunya agak lemah dia mulai berulah.


Suatu hari saat aku baru saja habis ngajar di kelas XI IPA, seorang guru datang kepadaku dengan membawa sebatang rokok, dan yang paling mengagetkanku, ada Gita di sampingnya, huff…aku mulai resah, Gita berulah lagi pikirku dan ini sangat fatal, dia kedapatan merokok di WC belakang sekolah bersama dua orang teman lelaki kakak kelasnya. Pelanggaran in jelas sangat fatal karena sekolahku adalah sekolah Islam yang sangat mengutamakan akhlakul karimah dalam bersikap, merokok? Murid perempuan? Selama beberapa tahun aku mengajar baru kali ini ada kejadian seperti ini, seorang murid perempuan merokok, akupun mulai memprosesnya, kutanya dia “mengapa kamu merokok?” dia menjawab “ saya lagi BeTe Bu!” dan dari ceritanya sepertinya ini bukan pertama kalinya dia merokok, aku lalu meminta no hp orang tuanya agar aku bisa menjelaskan pada mereka kasus ini, dia pun memberikan. Keesokan harinya aku mencoba menelpon orang tuanya dan saat tersambung kudengar suara “maaf ibunya lagi keluar dan ayahnya sedang bekerja dan belum pulang”, aku berpikir, rasanya suara yang menjawab tidak begitu meyakinkan dan seperti anak SMA, aku mulai curiga dan menutup pembicaraan, lalu aku berjalan ke kelas Gita dan mencoba nomor itu kembali, dari jarak yang tidak begitu jauh dan terlindung di balik pintu, ku liat Gita mengangkat Hp dan menjawab telpon, saat itulah aku langsung masuk dan mengambil hpnya dengan sangat marah karena merasa dikerjai oleh Gita. Tapi aku tak kehabisan akal, ku buka kembali buku biodata anak waliku dan mencari no yang bisa aku hubungi, dan”Yes” aku mendapatkannya, lalu kucoba hubungi dan yang mengangkat adalah neneknya, kujelaskan dan kuminta agar datang ke sekolah.akhirnya aku, Gita dan keluarganya membuat suatu perjanjian agar dia tak mengulangi perbuatannya itu.


Ujian mid semester telah berlalu, selama beberapa bulan keaadan cukup tenang, hingga suatu hari aku menemukan kalau Gita mulai sering bolos sekolah tanpa alasan yang jelas, menurut seorang temannya dia sering dijemput oleh seorang laki-laki di gerbang sekolah, aku tak langsung mempercayainya dan saat Gita kebetulan hadir di sekolah, aku langsung memanggilnya. Dia tak mengaku tapi setelah aku ancam akan melaporkan pada pamannya (kebetulan dia sangat takut pada pamannya) dia langsung mengaku dan berjanji tidak akan bolos lagi dan aku mempercayainya, karena dia memang kembali rajin bersekolah.


Seminggu setelahnya kembali aku dikejutkan oleh ulah Gita, kali ini dia dilaporkan oleh orang-orang yang tinggal di kompleks sekolah bahwa pada hari minggu setelah les dia didapati berduaan dengan seorang lelaki dan terdapat minuman keras bersamanya, dan yang paling parah saat didapati dia sedang maaf “berciuman”…hhufffff…aku betul-betul jengah, emosiku meledak dan sangat marah padanya, kembali aku proses dan kali ini guru BP aku libatkan, karena rasanya tak sanggup lagi menghadapi kenakalannya, Gita pun diancam akan dikeluarkan dari sekolah, tapi aku tak setuju karena dalam hatiku selalu ada pertanyaan yang mengganjal, mengapa anak ini begitu nakal ada apa dengannya?bagaimana dengan keluarganya? Berdua dengan guru BP aku menginterogasinya dengan sangat tegas, Gita pun menangis dan memohon agat diampuni dan tidak dikeluarkan, jujur saja aku sangat kasihan padanya hingga aku berdiri dan mendekatinya, sepertinya Gita mengira aku akan memukulnya, tapi yang kulakukan adalah membelai kepala dan memeluknya, tangisan Gita pun semakin keras dan memelukku makin erat sembari memohon ampun, aku jadi ikut sedih dan meminta agar pihak sekolah mengampuninya.


Setelah kejadian itu, aku lalu merenung dan berpikir keras, apa yang bisa kulakukan agar anak ini bisa lebih baik, lalu kuputuskan mencari rumahnya dengan bantuan seorang murid yang kebetulan tetangga dengannya, dan setelah mencari dan bertemu dengan neneknya aku mulai mengerti mengapa Gita selalu bermasalah. Gita anak pertama dari enan bersaudara, ibunya seorang guru honor dan ayahnya kerja sambilan di pasar, Gita tinggal bersama nenek dan saudara ibunya, ayahnya sangat keras dan pemarah, pamannya juga cukup emosional dan selalu memukuli Gita bila dia berulah, itulah mengapa dia takut bila kusebut nama pamannya, sepertinya dia begitu terbebani karena adiknya yang banyak dan dia harus membantu mengurusnya, belum lagi dia hidup terbiasa dengan kekerasan, aku lalu menemui ibunya dan ngobrol tentang Gita, salah satu masalahnya adalah Gita begitu dimanjakan oleh neneknya, hingga dia sering membantah orang tuanya.


Gita mulai dekat denganku setelah tahu kalau aku telah mengunjungi rumahnya dan bertemu keluarganya, dia sangat patuh padaku, termasuk ketika dia bertengkar dengan teman sekelasnya dan aku menyuruhnya agar diam dan tak memukul dia pun sangat menurut, akupun sangat memperhatikannya karena kuanggap dia harus aku bantu agar bisa lebih baik dari sebelumnya, hingga anak-anak waliku yang lain mulai kesal dan menganggapku pilih kasih, aku berusaha memberikan pengertian tapi mereka tetap kesal, apalagi bila melihatku sesekali mengantar Gita pulang ke rumahnya pulang sekolah, itu aku lakukan karena takut dia tak sampai ke rumahnya dan pergi ke tempat yang tidak jelas, hingga suatu hari aku kembali terkejut ketika neneknya datang dengan berurai air mata dan menceritakan kalau Gita sudah empat hari tak pulang ke rumah, aku memang sempat tak memperhatikan keadaan Gita selama beberapa hari karena sibuk kuliah, neneknya meminta bantuanku agar bisa menemukan Gita dan membawanya pulang. Akupun mulai bergerilya mencari informasi kemana saja, teman sekelas juga sampai pacarnya karena kebetulan aku juga tahu orangnya, hingga kutemukan no hp pacarnya dan menanyakan tentang Gita, awalnya dia mengelak, tapi aku mengancam akan melaporkannya ke polisi dan berbicara dengan keluarganya. Esoknya aku menerima telepon dan aku mengenal suara itu ‘Gita” pikirku, dengan cemas dia minta tolong padaku agar di antar pulang ke rumahnya karena takut dipukuli, aku mengiyakan meski saat itu kondisiku sedang sakit. Lalu kuantar dia, dan saat ditanya mengapa dia lari, Gita menjawab kalau dia kesal karena tak dibelikan motor, jujur saja aku agak curiga, kurasa ada yang tak beres, dan beberapa hari setelahnya aku ditelpon ibunya dan kecurigaanku mulai terjawab “Gita hamil” aku terduduk lemas, sedih dan juga prihatin, sangat kusayangkan akhirnya harus begitu, tapi nasi telah jadi bubur, semuanya telah terjadi. Aku hanya menyarankan pada ibunya agar tenang dan menyelesaikan masalah dengan baik. Lalu aku menerima undangan pernikahan, aku datang dan mendampinginya mulai dari akad sampa pesta pernikahannya, aku tetap memberinya semangat dan membesarkan hatinya berharap setelah semua yang telah dia alami, dia bisa menjadi orang yang lebih baik dari sebelumnya, karena kadang-kadang kita harus melewati jalan yang penuh kerikil tajam untuk sampai pada jalan yang lebih baik. Sudah hampir setahun aku tak bertemu dengannya, kabarnya pun aku tak tahu terakhir kudengar dia telah melahirkan, tapi aku berharap Gita baik-baik saja.


Dia memang sering merepotkanku dengan ulahnya dan membuatku emosi, tapi aku juga banyak belajar darinya tentang kesabaran dan berusaha tidak hanya melihat Gita dari luarnya tapi berusaha mengenalinya lebih jauh, karena saat kita mengenali orang dengan baik, kita akan memahami dan memperlakukannya dengan baik, cerita ini aku tulis bukan untuk dipamerkan atau hal negatif lainnya, aku hanya ingin berbagi kisah dan hikmah pada kalian para pendidik, bahwa sebagai seorang guru, kita harus bekerja keras untuk mendidik murid-murid kita, jangan dengan cepat memarahi atau menyalahkan mereka, berusahalah mengenali mereka lebih dekat hingga kita bisa memahami dan menyelesaikan persoalan mereka….”untuk Gita: apa yang telah kau alami bukanlah hal yang mudah, tapi semoga kau bisa belajar menjalani hidup dengan lebih baik, paling tidak mendidik anakmu menjadi anak yang baik, apapun dirimu, ibu tetap mencintaimu”


Catatan: nama adalah samaran, tapi ceritanya adalah pengalaman pribadi sang penulis selama mengajar, masih ada kisah-kisah lainnya yang akan menyusul, semoga kita bisa tetap semangat dan berusaha menjadi pendidik yang sabar, kreatif dan tidak mudan menyerah “SELAMAT HARI GURU”….